Kepingan Biskuit

Just the darkest mind of biscuit

Belajar Menghargai Setiap Hal Kecil

April14

Belajar menghargai orang lain

Tidak semua orang akan selalu bersamamu

Karena tidak semya orang akan tinggal

Beberapa dari mereka, mungkin akan pergi

Tanpa sedikitpun mengucapkan selamat tinggal

,

Belajar hargai orang lain

Belajar untuk menghargai setiap bentuk perhatian mereka

Belajar untuk menghargai setiap orang yang meluangkan waktunya–

walau hanya untuk membalas pesan-pesan singkatmu

,

Belajar menghargai setiap momen yang ada

Karena waktu kita terbatas

Karena kita semua bertumbuh

Dan kita semua akan berubah

,

Setiap momen yang kita cetak hari ini

Mungkin hanya akan menjadi kenangan di hari esok

Jangan sampai menyesal–

Jangan tunggu sampai kehilangan

Baru menyadari artinya menghargai orang lain,

Setelah mereka pergi dari kehidupan kita

posted under Puisi | No Comments »

Aku tidak ingin memberi judul.

April14

Waktu favorit kami adalah pukul 8.00

Atau itu untukku

Dan dia setengah jam lebih telat

 

Tidak ada alasan khusus mengapa

Tapi entah mengapa jam itu terasa tepat

Dan biasanya kami akan menghabiskan hari

Sampai jam menunjukkan angka 12 tengah malam

 

Kegiatan kami sederhana

Tak ada yang istimewa

Hanya mengukir kata

Di sebuah program bernama gdocs

 

Aku menulis,

Dan dia menulis

Aku menentukan tema

Kemudian dia menyambung

Begitu selanjutnya bergantian

 

Kami menuliskan apa saja yang kami rasakan

Aku biasanya menulis secara gamblang

Sedangkan dia lebih suka bersembunyi

di balik mana tersirat

Lebih tepatnya adalah aku tidak ingin

menyusahkan pembacaku

Tapi sedikit berpikir itu baik— karena tanpa tulisannya

Kata-kata di puisi kami tak akan pernah

membuat orang menikmati proses berpikir

 

“Udah” dan “Sudah”

Itulah tanda untuk mengakhiri bagian kami

Meminta yang lain ‘tuk melanjutkan

Dan rasanya menyenangkan ketika kursor kami

dialihkan kepada yang lain

Dan kami atau lebih tepatnya aku—

sangat menikmati momen mengamati mengamati yang lain sibuk

mengguratkan kata atau menghapus beberapa kata

Mencoba memantaskan dengan bait sebelumnya

 

Kemudian,

Setelah berlarik-larik puisi kami tulis

Dan berbagai frasa kami ketikkan

Sampai pula pada tahap akhir

Bagaimana menutup sebuah puisi dengan baik

Jika sudah terasa pas, tanpa ragu kami berhenti

Kemudian berdiskusi memberi judul

 

Benar-benar kegiatan yang menyenangkan

Dan bagaimana kami berusaha untuk berjalan di setiap perbedaan

dengan langkah yang sama

Menyamakan ritme, menyamakan makna,

dan saling mengurai emosi

Ada beberapa emosi yang terlintas

disetiap kata

Seolah setiap kata adalah

perwakilan hati kami

Yang mungkin selama ini

kami sembunyikan dalam diam

 

Aku senang dan benar-benar senang

Senang karena saling menemukan

Dalam ribuan kata yang terbentang

 

Senang karena akhirnya ada yang mengerti

Kalau kata tak cukup disimpan dalam diam

posted under Puisi | No Comments »

(Mulai dari sini)

April12

Hai teman, apakabar?

Hai sahabat, bagaimana harimu?

Aku rindu. Kita sudah lama tidak bertemu

Kapan kau memunculkan batang hidungmu?

Walau aslinya kau pesek, ah sudahlah.

 

Pesek-pesek begini aku ini ngegemesin

Buktinya kau rindu, ingin bertemu

 

Kau juga rindu kan?

Dengan hujatanku.

 

Diam kau.

Belum bertemu, sudah menghujat

Tak habis pikir makhluk apa kau ini

Kenapa pula aku ini mau berteman denganmu

Mungkin setengah kesadaranku hilang saat itu

Sehingga aku bisa berteman denganmu

*

Aku rindu.

Menghujatmnu di ruangan pembawa kantuk.

Menganggumu waktu suasana serius.

Menagih es krim saat nilamu mendekati sempurna.

Memanfaatkanmu walaupun itu hanya fantasi.

 

Sama aku juga.

Aku rindu menertawakanmu bocah SMP

Menertawaimu karena mukamu kusut penuh kesal dengan abang grab

Menghujatmu karna kau paling takut dengan hujan

Atau meledekmu yang suka bengong di pagi hari

 

Mengapa kau ingin berteman denganku?

Aku selalu mengusikmu.

Aku tidak sepintar yang lainnya.

Aku mendekati aneh.

Tidak ada yang bisa dimanfaatkan dariku.

 

Mengapa untuk berteman perlu alasan?

Mengapa ukuran kepintaran menjadi suatu patokan?

Mengapa pula teman ingin memanfaatkan temannya?

Bukankah untuk berteman, kita hanya perlu menjadi diri sendiri?

 

Seharusnya aku memanfaatkanmu.

Membenci atas keambisanmu.

Percaya adalah hal terakhir yang kurasakan.

Akan tetapi ku tak sanggup melakukannya.

 

Terima kasih untuk tidak melakukannya,

Terima kasih sudah percaya,

Dan terima kasih pula akan kenyataan akhirnya kita berteman

Kuharap kita saling bertahan, saling menguatkan satu sama lain, dan tidak akan pernah meninggalkan

 

Jika kita lama tak berjumpa.

Jangan lupa aku.

Jangan lupa persahabatan kita.

Jangan segan menyapaku.

Karena, aku selalu mengingatmu.

 

Baiklah, ucapku.

 

-silent.x_monster feat freesaster

posted under Puisi | No Comments »

LUKA

April12

Katamu luka itu apa?

        Goresan tak terhujung. .

 

Tapi benarkah demikian?

         Bukankah selalu ada ujung di setiap hal?

 

Apakah  air yang tumpah akan kembali?

         Tentu saja tidak. Ia akan mengalir begitu saja

 

Apakah air itu akan merugikan orang lain?

         Bisa ya dan bisa juga tidak–tergantung bagaimana kita memandangnya

         Sama seperti luka yang berakhir pulih ataupun dendam.

 

Lantas, apa yang akan kau pilih?

        Bimbang. Tergantung situasi yang mendukung.

        Manusia tidak ada yang sempurna.

 

Jika situasi memungkinkanmu untuk pulih

Apakah kamu akan tetap mempertahankan luka itu?

        Luka mungkin lepas tetapi tetap membekas.

        Seperti cacar air yang berbekas di tubuh.

 

Lalu, ketika kau melihat bekas luka itu..

Apakah yang ingin kau ceritakan?

Perasaan sakit yang pernah ada atau proses menjadi pulih

 

Memori, sakit, dan putus asa.

Tiga kata itu yang kualami dalam sekejap.

Apakah ada yang bisa memulihkan?

Aku tidak percaya.

 

Bagaimana kalau Aku– si pemilik waktu

Mengatakan bisa memulihkannya

Akankah kau percaya?

 

Jika aku mengatakan.

Putarlah waktu dan jadikan luka itu tiada.

Akankah permintaanku terwujud?

 

Baiklah, Aku akan mengabulkannya

Tapi apa kau berani jamin kalau luka itu bisa kau cegah?

 

Mungkin.

Hanya takdir yang tahu.

Kalau, luka itu akan ada.

 

Si pemilik waktu itu tertawa,

“Jadi, mengapa sekarang kulihat kau begitu tidak percaya diri?”

Ku pikir kau akan sangat yakin menantangku, ternyata tidak demikian.

 

Kau, sang pemilik waktu yang mengiring takdir..

Bagaimana aku punya nyali?

Aku tidak bisa memastikan perlakuanmu selanjutnya.

 

Kalau begitu, biar kuberitahu beberapa hal

Lukamu itu akan tetap ada walau waktu terus kuputar

Tak ada yang bisa menjamin kalau luka itu menjadi tiada

Kalaupun bukan luka yang ini, akan ada luka yang lain

Tapi bagaimana sikapmu menghadapinya,…

Itulah yang akan menentukan bagaimana itu tetap menjadi luka atau tidak

 

Kau benar.

Luka mungkin di ambang mustahil untuk pulih.

Tetapi, akan ada seribu alasan.

Alasan untuk menghilangkannya.

 

-silent.x_monster feat freesaster

posted under Puisi | No Comments »

Melupakan Kodrat Sebagai Manusia

April8

Saat kita lahir,…

Kita belajar menangis

Itulah satu-satunya bahasa yang universal

Satu-satunya bahasa yang mengekspreksikan diri

 

Lalu kita semakin bertumbuh

Dan lingkungan kita membantu kita untuk bertumbuh

Sekeliling kita berusaha untuk menarik perhatian kita

Mencoba mengajarkan kita berbagai macam hal

 

Hanya tawa dan semangat yang tergurat

Dan saat kita mengucapkan sebuah kata…

Itulah kebahagiaan terbesar mereka

 

Perlahan tapi pasti,

Kosakata semakin bertambah

Hingga terkadang kata-kata itu

Berubah menjadi pedang

 

Karena kata-kata yang kita lontarkan,

Kita mulai berdebat

Bertengkar lalu menjadi musuh

 

Tetapi sebuah kata juga adalah penyejuk

Bagaikan semilir angin yang bertiup

Membuat kita tersepoi-sepoi

Menenangkan jiwa yang bergejolak

 

Makin lama…

Kita semakin banyak bicara

Dan lupa untuk mendengar

 

Padahal diam terkadang lebih baik

Dan kodrat kita bukanlah untuk banyak berkata-kata

Tetapi untuk lebih banyak mendengar

 

Karena..

Kita mempunyai dua buah telinga

Tetapi,hanya mempunyai sebuah mulut

 

Karena pencipta kita adalah Tuhan yang Maha Tahu

Mengetahui bahwa kata-kata tak selamanya solusi

Mungkin malah menjadi polusi

 

Banyak mendengar tidaklah salah

Sabar untuk menunggu giliran

Adalah lebih baik dari pada bertengkar tiada guna

 

Selanjutnya,semakin lama kita harus

Belajar menguasai diri

Janganlah telinga kita tergesa-gesa

Memanaskan hati kita

 

Berusaha untuk memahami,

Berusaha untuk lebih bertoleransi

Dan mengingat bahwa kita sebagai manusia

Mempunyai suatu kodrat untuk dijunjung

posted under Puisi | No Comments »

Bagaimana Kalau Kita Berpikir Terbalik?

April8

Mari berpikir terbalik

Dan lihatlah keadaan sekitar

 

Lihat orang-orang disekitarmu

Apa yang mereka lakukan–

Apa yang mereka katakan–

Dan cobalah berpikir terbalik

Maka kamu akan melihat

Apa yang sebenarnya mereka harapkan

 

Bagaimana kalau mereka yang selalu mendengarkanmu,

Berharap kalau suara mereka juga didengar

 

Bagaimana kalau mereka yang bercerita,

Berharap kalau kamu juga mau berbagi dengan mereka

 

Bagaimana kalau mereka yang memberi senyuman selama ini,

Diam-diam berharap menerima senyuman lebih dulu dari dirimu

 

Bagaimana kalau mereka yang memberi perhatian,

Sebenarnya adalah mereka yang paling membutuhkannya

 

Bagaimana mereka yang mengizinkanmu bersandar–ketika kau lelah

Diam-diam juga berharap kalau

mereka akan mendapat sandaran ketika mereka lelah

 

Bagaimana mereka yang selalu memelukmu duluan,

Berharap suatu hari mereka bisa mendapat

peluk itu sebelum memintanya

 

Bagaimana dengan mereka yang sepertinya

selalu siap membantu,

Mungkinkah mereka yang paling memerlukan bantuan?

 

Dan bagaimana bila kita selalu berpikir terbalik

Mencoba mencari makna tersembunyi

Dari apa yang mereka lakukan

Ataupun katakan

Mungkinkah kita akan menemukan,

Apa yang sebenarnya mereka harapkan?

 

 

 

posted under Puisi | No Comments »

The Reason Why She Likes to Walk

April5

She really like to walk

When she walks alone, she walks so fast

But when she walks together, she tries to keep the same pace like others

 

For her,

Walk is very satisfying moment in life

Walk is a moment when she can think freely

When she can use her heart to feel

 

Or…

When she can listen to other’s story

When she can know more about side-story people

And laugh together

 

Walk is healing

Walk is mediating

Walk is relaxing

Walk is everything for her

posted under Puisi | No Comments »

Cinta Tak Selalu Berbentuk Hati- Part 1

April2

Kata siapa cinta selalu berbentuk hati?

Aku sendiri tidak percaya

Karna menurutku, cinta terdiri dari berbagai bentuk

 

Cinta tak melulu bicara soal hati

Soal perasaan yang terpendam

Soal apa yang tersembunyi dalam diam

 

Bisa saja cinta berbicara melalui mata

Sepasang mata yang menatap intens

Lawan bicaranya yang sibuk bercerita

 

Atau bagaimana tentang temanmu

Yang menyediakan waktunya

Untuk mendengar keluh kesahmu–

Tentang hari-harimu yang kadang tak selalu ceria

 

Atau bagaimana sepasang bahu

Yang siap dijadikan sandaran

Saat kau lelah, saat kau sedih–

dan merasa butuh penopang

 

Coba kau perhatikan lagi dengan seksama

Cinta dari orang-orang disekelilingmu

Cinta dari orang-orang yang peduli padamu

Menanyakan kabarmu atau menyatakan rindu padamu

 

Lihat–

Cinta tak selalu berbentuk hati

Tapi dia selalu bisa menyentuh setiap hati

Membuat perbedaan yang luar biasa

posted under Puisi | No Comments »

Selamanya itu apa?

April2

Dulu waktu aku kecil

Aku naif sekali

Aku percaya pada kata “forever” yang terselip dijujung

kalimat “Best Friend Forever”

 

Tapi seiring pergantian masa,

Jarak dan waktu membuktikannya

Bahwa aku hanyalah anak kecil yang naif

Yang percaya kata “selamanya” itu ada

 

Perpisahan pertamaku dimulai dari bangku sekolah dasar

Kupikir semua akan baik-baik saja

Kami semua akan tetap sama

Walau terpisah jarak dan waktu

Tapi nyatanya tidak demikian

 

Teman-teman yang kukenal dahulu,

perlahan-lahan berubah

Mereka menemukan hal baru

Dan menjadi sosok yang berbeda

dari selama ini kukenal

Jokes-jokes yang kami lontarkan saat itu

tidaklah terasa sama lagi saat ini

Kami tidak akan tertawa dengan

lelucon lama itu

 

Kemudian, yang kutahu adalah

Tempat baru,–

Membawa orang-orang baru,

kebiasaan baru,

hobi yang baru,

dan sikap yang baru

 

Perlahan-lahan kenangan manis yang tadinya enggan untuk dilepaskan

Tiba-tiba saja menjadi mudah terlupakan begitu saja

Begitulah hidup, waktu terus berjalan

 

Sampai pada akhirnya….

Semakin kita dewasa, semakin kita tahu

Bahwa “selamanya” itu tidak pernah ada

“Selamanya” itu hanyalah sebuah kebohongan

yang kita ucapkan

Demi mengikat sebuah momen

Yang sebenarnya kita tahu,

tidak akan tetap sama

jika kita putar kembali– di hari ini

 

posted under Puisi | No Comments »

Manusia: Realism, Liberalism, Konstruktivisme

March25

Kau tahu apa tentang manusia

Mereka itu terlalu rumit untuk dipahami

Perasaan mereka tak pernah–

Sejelas batasan hitam dan putih

 

Realism mengatakan “Human Behaviour is evil”

Yang artinya adalah manusia punya sisi gelap,

punya keegoisan

 

Sementara Liberalism membantah

Kata mereka, manusia juga memiliki sisi baik

Untuk bekerja sama

 

Tapi sesungguhnya definisi mengenai manusia itu sendiri

Tidak bisa dijelaskan sehitam realism atau seputih liberalism

Mereka adalah konsep abu-abu,

yang dikonstruksikan dalam konsep Konstruktivisme

 

Konnstruktivisme menganggap semua persepsi manusia

Adalah ide-ide yang dikonstruksikan

Artinya setiap orang memiliki persepsi berbeda

Dalam memandang manusia lainnya

 

Benar kata konstruktivisme–

Semua itu hanyalah kesepakatan sebuah konsensus

 

Lantas sebenarnya apa yang kita tahu?

Yang kita ketahui hanyalah semua orang yang tampak dipermukaan

Semua yang diilusikan oleh seseorang, agar kita menerima rekaan bayangan yang mereka konstruksikan

Agar kita menerima nilai yang ingin mereka bagikan

Dengan menyembunyikan sebagian fakta yang cukup besar dibaliknya

Agar kita cuma melihat apa yang mereka ingin tampilkan

Tanpa tahu apa yang mereka sedang coba sembunyikan

 

(puisi ini terinspirasi dari teori HI yang digabungkan dalam bentuk karya sastra)

posted under Puisi | No Comments »
« Older EntriesNewer Entries »