Kepingan Biskuit

Just the darkest mind of biscuit

Melupakan Kodrat Sebagai Manusia

April8

Saat kita lahir,…

Kita belajar menangis

Itulah satu-satunya bahasa yang universal

Satu-satunya bahasa yang mengekspreksikan diri

 

Lalu kita semakin bertumbuh

Dan lingkungan kita membantu kita untuk bertumbuh

Sekeliling kita berusaha untuk menarik perhatian kita

Mencoba mengajarkan kita berbagai macam hal

 

Hanya tawa dan semangat yang tergurat

Dan saat kita mengucapkan sebuah kata…

Itulah kebahagiaan terbesar mereka

 

Perlahan tapi pasti,

Kosakata semakin bertambah

Hingga terkadang kata-kata itu

Berubah menjadi pedang

 

Karena kata-kata yang kita lontarkan,

Kita mulai berdebat

Bertengkar lalu menjadi musuh

 

Tetapi sebuah kata juga adalah penyejuk

Bagaikan semilir angin yang bertiup

Membuat kita tersepoi-sepoi

Menenangkan jiwa yang bergejolak

 

Makin lama…

Kita semakin banyak bicara

Dan lupa untuk mendengar

 

Padahal diam terkadang lebih baik

Dan kodrat kita bukanlah untuk banyak berkata-kata

Tetapi untuk lebih banyak mendengar

 

Karena..

Kita mempunyai dua buah telinga

Tetapi,hanya mempunyai sebuah mulut

 

Karena pencipta kita adalah Tuhan yang Maha Tahu

Mengetahui bahwa kata-kata tak selamanya solusi

Mungkin malah menjadi polusi

 

Banyak mendengar tidaklah salah

Sabar untuk menunggu giliran

Adalah lebih baik dari pada bertengkar tiada guna

 

Selanjutnya,semakin lama kita harus

Belajar menguasai diri

Janganlah telinga kita tergesa-gesa

Memanaskan hati kita

 

Berusaha untuk memahami,

Berusaha untuk lebih bertoleransi

Dan mengingat bahwa kita sebagai manusia

Mempunyai suatu kodrat untuk dijunjung

posted under Puisi

Email will not be published

Website example

Your Comment: