Selamanya itu apa?–Part 2
Selamanya itu apa?
Ini kali kedua aku menanyakannya
Kupikir…
Aku hampir menemukan kata “selamanya”
Ternyata ketika aku mempercayainya
Kata itulah yang akhirnya membohongiku
Selamanya itu apa?
Dan tiba-tiba aku merasa sedih kembali
Hatiku sakit memikirkan kemungkinan
Bahwa akan terjadi perpisahan dalam waktu dekat
Kemudian,….
Aku membenci segala “pertemuan”
Hanya dalam sekejap
Ketika aku tahu pertemuan tidak mempertemukan kita
Pertemuan hanya mempertemukan kita dengan perpisahan
Dan kalau saja, kita akhirnya berpisah
Mengapa pula kita harus dipertemukan?
Tiba-tiba saja mendengar kata “perpisahan”
Benakku memutar kembali perpisahan pertamaku
Sewaktu SD—dengan kawan terbaikku
Dan sekarang….
Aku mulai merasakan hal yang sama
Tiba-tiba saja aku memikirkan segala kemungkinan
Bahwa aku seharusnya tidak melekat begitu saja pada seseorang
Bahwa seharusnya, aku mengenal apa itu batasan dan jarak
Agar setelah kedua hal itu menghampirku tiba-tiba,
Aku tidak akan merasa begitu kehilangan
Aku mencoba untuk berbesar hati
Mencoba untuk berbahagia dan merelakan
Mencoba untuk baik-baik saja
Mencoba untuk menjalani hidup seperti seharusnya
Itulah suara yang kuulang-ulang dalam benakku
Tetapi,
Hatiku tak akan pernah bisa berbohong
Dan mataku tahu bahwa hatiku begitu terluka
Mengetahui hal itu dengan tiba-tiba
Aku diam sepanjang jalan
Menerawang dengan mataku yang tak berkedip
Dan untungnya,…
Aku hanya dikerjain
Aku merasa lega
Sekaligus merasakan kembali
April Mop yang terjadi di bulan Juli