Diam
Aku suka berdiam diri
Dalam diam aku menemui segala hal
yang tak mampu didengar karena berisiknya dunia ini
Aku senang berdiam diri
Kadang tak semua diam artinya baik
Kadang ada diamku yang terasa tidak baik
Bagiku diam adalah senjata.
Senjata pertahanan diri
Sekaligus alat penyerangan yang paling ampuh
Seringkali aku diam
hanya untuk luput dari kesalahkan
atau menghindari disalahkan
Tidak jarang pula
diamku artinya tanda ketidaksetujuanku
akan sesuatu
karena kata bagiku tak bisa menjelaskan opini-opiniku
maka aku memilih untuk diam
Terlalu banyak peran “diam”
yang aku mainkan
Diam dikala senang,
Diam dikala sedih.
Diam dikala kecewa,
Diam ketika merasa tersakiti,
Diam ketika ingin sekali marah,
Dan “diam” “diam” lainnya
Kadang diamku merupakan bentuk pengertian paling berarti
ketika mataku menatap lembut lawan bicaraku
yang sedang berceloteh tentang masalahnya
Kadang lagi di lain waktu,
Diamku adalah bentuk paling egois
dari sisi diriku
ketika aku tidak lagi ingin mendengarkan,
ketika aku mengabaikan orang lain,
dan ketika aku lelah untuk memahami
dan berteriak dalam diam
supaya aku juga dipahami
Kadang aku merasa
diamku membantuku
Kadang aku juga merasa
diamku membebani orang sekitarku
Dan tak jarang aku ingin menghilang dalam diam
supaya mereka sadar kalau aku sudah terlalu lelah untuk bicara
supaya mereka mencariku, karena diamku adalah tanda yang mengkhawatirkan
Aku bertanya-tanya
Bagaimana diriku bisa dimengerti
Kalau semua bentuk responsku hanya berupa diam
Kalau semua ekspresiku tersembunyi dalam diam
Kalau pilihan-pilihanku, hanyalah ‘diam’
Aku banyak menuntut dalam diam
Aku banyak menyesal karena diam
Aku banyak mengabaikan karena diam
Aku banyak meghindari masalah dalam diam
Diam. Diam. Diam
Semuanya kulakukan dalam diam.