Kepingan Biskuit

Just the darkest mind of biscuit

Sedikit Petunjuk

September30

Untuk kamu yang saat ini sedang mengambek,

 

Surat ini kutujukkan padamu. Bersabarlah sedikit dalam membacanya. Mungkin kau akan berteriak kesal pada permulaannya tetapi ketahuilah surat ini kutulis untuk membantumu.

 

Selama ini aku merasa percakapan kita yang berlangsung setiap hari melalui chat, sangatlah menyenangkan. Kita bertukar pesan setiap saat kita mampu. Tapi mohon maaf untuk hari ini, ada sedikit gangguan sinyal dilantai bergedung sehingga aku terlambat membalas pesanmu. Dan mungkin pesan yang terlambat dibalas membuatmu risau, memikirkan segala kemungkinan. Tapi satu hal yang pasti, sinyal lagi tidak berbaik hati denganku.

 

Dan kamu, sama seperti sinyal yang tadi. Kamu menghilang tanpa jejak. Pertama hanya meninggalkan tulisan “read” dilayar monitorku dan kedua aku pikir salah sinyalku sehingga aku tidak bisa melihatmu menanggapi pesanku. Tapi rupanya dan rupanya ternyata kamu yang sengaja menghilang dan bukan sinyalku.

 

Aku bisa saja membujukmu seperti yang sudah-sudah. Aku tahu kamu menginginkan perhatianku, aku tahu kamu berharap setengah mati agar aku tidak melupakanmu. Tetapi aku tidak ingin membiarkanmu, tidak ingin kamu memelihara sifat jelekmu yang suka menghilang tanpa sebab. Jadi, maafkan aku yang kali ini tidak dapat menuruti maumu.

 

Bukan berarti aku berubah. Aku tetaplah biskuit yang sama, hanya saja aku ingin kamu bertumbuh. Aku ingin kamu lebih baik lagi. Jadi maaf, bukannya aku tak sayang padamu tetapi karna aku terlalu sayang, aku tidak ingin kamu berkutat pada pikiran negatifmu. Aku harap kamu mengerti, jika tidak kamu bisa menghubungiku memintaku memberi penjelasan. Aku tidak akan keberatan kamu hubungi, asal saat itu emosimu sudah lebih stabil.

 

Tertanda,

Biskuit

 

 

posted under Uncategorized

Email will not be published

Website example

Your Comment: