Kepingan Biskuit

Just the darkest mind of biscuit

Samsak

February22

Orang-orang memperlakukanku seperti samsak
Mereka berlaku seenaknya terhadapku
Meluapkan emosinya
Tanpa pernah memikirkan perasaanku

Mereka memukul
Dan terus memukul
Dengan emosi yang ada di hati dan pikiran

Sedangkan aku
Tak bereaksi apapun.

Sampai akhirnya
Aku muak
Aku mencoba untuk membalas
Setiap pukulan yang ditujukan padaku
Tetapi itu tidak berhasil
Karena mereka menghindari
Setiap serangan balasan dariku

Akupun lelah
Aku hanya ingin mereka mengerti
Kalau aku
Juga punya perasaan

Tolonglah,
Sekali lagi kukatakan–
Aku juga ingin dimengerti
Bukan hanya
Dibiarkan dan dilukai

Ada Masa Ketika Aku Ingin Dihibur

January21

Aku ingin menangis.
Aku ingin dihibur.
Tetapi kata-kataku
Mereka anggap sebagai sebuah alat untuk membangkit amarah
Kata-kataku disalahpahami
Padahal sebenarnya,
Hatiku hanya ingin dihibur

Aku tidak mengerti
Dengan cara apa lagi aku harus meminta perhatian mereka
Aku memelas,
Mereka sebut aku lemah
Aku mengeras
Mereka sebut aku angkuh

Aku hanya ingin dihibur, pintaku
Tapi mereka tak mengerti
Sekali lagi dan sekali lagi
Aku disalahpahami karena kata-kataku sendiri

Dibaca yaaa

January16

Untuk kamu yang aku gak tau kenapa tiba-tiba ngambek
.
.
.
Hei, bagaimana kabarmu. Hari ini kan kau sudah libur, enak ya sudah libur. Kalau aku, hari ini mataku kedat kedut atau mungkin jadi tambah sipit gegara paper yang kulahap semalam. Lagi-lagi menjadi deadliners. Entah sejak kapan kebiasaan seperti ini menjangkiti diriku.

Tadi, kuteguk kopi instan di kampus. Kubeli dari lantai 5, kopinya enak rasanya white coffee. Boleh gak ya sebut merk? Enggak usah deh nanti jadi free advertisement. Rugi!

Trus hari ini aku hampir kejepit pintu lift, gak tau sih ada masalah apa dengan lift sampe-sampe mau menjepitku yang unyu ini.

Dan akhirnya aku berjalan menuju sebuah ruangan, yaampun hari ini rasanya otakku konslet, masa cari ruangan yang gampang saja harus berputar-putar.

Hari ini ada mentor sharing, sebenernya aku gak suka ikutnya soalnya kakaknya terlalu perhatikan aku entah kenapa, kan jadinya risih. Tapi untungnya hari ini lebih baik sih, gak bikin aku tertekan seperti sesi yang lalu.

Tadi di ruangannya sempet sepi gitu, kakaknya belom dateng terus aku duduk aja deh sama yang lain sambil main hape, liat-liat instagram. Eh, ternyata pas kubuka timeline, ada orang ngepost tiktok dan gak sengaja hpku suaranya keras banget padahal lagi hening. Panik seketika, o_O

Terus sebelumnya ku reply storymu tapi kamu cuma “seen” doank. Kamu lagi kenapa?

Di kelas aku lihat, pesanmu di unsent. Aku gak tau kenapa alasannya. Setauku tadi emang aku lagi sibuk ikut mentor sharing jadi gak bisa pegang hape. Tapi kamu mungkin punya alasan lain. Nanti kasih tau ya supaya aku bisa tau kamu kenapa ^^.

Trus aku dengerin prof deh abis itu pulang. Tadi langitnya udah gelap banget, anginnya kenceng banget, ku kira udah mau hujan taunya pas sampe angkot baru gerimis. Ugh, aku beruntung!

Hei, hari ini bisku lenggang lho trus aku bisa berdiri dengan nyaman. Sekarang aku lagi duduk mengetik smua ini. Senangnya!

Tapi sekarang hujan, gapapa deh. Aku suka hujan!! Yey!!!

Oh ya, aku ingetin kamu jangan keluar ya nanti kehujanan, mending tidur-tiduran mumpung cuacanya mendukung, hehe

Yasudah aku tulis segini dulu, semoga kamu terhibur. Soalnya aku pengen tanya kamu langsung tapi aku takut kamu marah, jadi sekarang nikmati dulu tulisan ini. Nanti kalau sudah merasa lebih baik, balas pesanku ya. *peluk

Dua Potong Pizza

January8

Dua potong pizza dingin yang kuambil dari kost temanku
Dua potong pizza yang akan jadi saksi
Dimana aku menepati
Sekaligus mengingkari sebuah janji

Tidak sampai hati aku mengingkari
Kaki ini tetap berlari
Walaupun tahu sudah akan terlambat
Tetapi demi sebuah janji yang sedikit tertunda
Karena alibi “tugas” kata mereka
Kaki ini tetap melangkah

Hingga akhirnya kaki ini berhenti melangkah
Tiba di ujung pintu berwarna hitam
Mengetuk pintu
Menemukan yang lain
Karena yang benar-benar ingin dinanti
Ternyata sudah lebih dahulu pergi

Dua kata kuucapkan sebelum semuanya hampir berakhir
Dua kata yang kuharap menahanmu untuk tetap tinggal
Tetapi dua kata itu tak bisa menahanmu untuk beranjak

“Please stay”, pintaku
Tapi yang kau lakukan adalah “Leave soon”
Dan detik itu di muka pintu berwarna hitam itu
Aku menyadari sebuah kesalahpahaman terjadi lagi
Lagi-lagi aku tak bisa mencegah waktu
Dan lagi-lagi aku gagal

Beruntung temanku yang menyambutku didepan pintu
Memberi sedikit kelegaan dengan mempersilahkanku masuk
Mendengar ceritaku
Walau mungkin seharusnya dia jenuh jadi perantara terus menerus

Terima kasih,
Seandainya dia bisa membacanya
Tetapi kalaupun tidak
Kebaikan hatimu telah menyelamatkan seseorang yang entah tidak tahu harus melakukan apa

Dan untukmu yang kuharap tetap tinggal
Aku tidak akan menyalahkanmu
Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk berbahagia
Dan maaf,
Sekali lagi maaf
Membuatmu menunggu lagi
Aku tidak bermaksud
Tapi biar bagaimanapun,
Kau pasti akan terluka
Dengan atau tanpa aku memberitahumu langsung
Apa yang sebenarnya terjadi

Tetapi,
Saat aku memintamu untuk bertahan sedikit lebih lama
Bisakah kamu melakukannya sekali lagi untukku?

(Atau kau terlampau jenuh
Dimintai aku menunggu
Hingga kau memutuskan untuk pergi?)

January7

Jakarta, 7 Januari 2020

Katamu Jakarta menangis
Karena ditinggal kau pergi
Dan kau mengetahui hal itu
Dari ramalan cuaca dilayar smartphonemu

Tapi bagiku,
Bukan Jakarta yang menangis
Sesungguhnya diriku
Yang hampir menangis karena ditinggal olehmu
Dan aku mengetahui itu
Dari pesan yang tak kunjung berbalas dari layar smartphonemu pagi ini

Sesungguhnya
Ada satu hal yang ingin dibisikkan oleh hujan kepadamu
“Lihat, kawanmu sedang bersedih di hari ini”
Tapi kamu tidak mengerti
Maksud dan tanda sederhana seperti ini
Walau berkali-kali hujan terasa begitu nyata
Mengguyur dataran kota yang kawanmu sedang tinggali saat ini

A Closed Door-People

December19

I have a door
That people called it “heart”
I know when you have a door
You must be ready to open your door
For the guest in front of your door

And I open my door….

I let people in
I serve them a cup of hot tea
To make them relax
So we can discuss everything

In the first few minutes,
The tea still hot
We enjoy our convo
We warm each other
We comfort each of us

Then,
The tea is starting to get a little bit cold
We start to ruin everything
We get burned over a small thing
They start to judge the tea
And also the conversation is no longer warm
Its turn to blame everything

So, I exploded because of the words of those who judge me
Then I turn to close my door
I let them in front of the door
Cause I want to disappear behind the door
I think I shouldn’t let them in from the beginning
Cause everytime I do that
They can’t understand me till the end of time
So, it is better for me to close my door
From the start

Just skip it!

December5

I just want a special birthday.
I just want people attend my special birthday
I just want their presence
But I know I will never get that

I know my day is not important to them
I know people usually busy on my day
Maybe they will forget about me

And I will never have a proper birthday
Like people usually have
I know I must accept it
I know I must just accept it

ii.
I…
Usually get excited about people’s birthday
I prepare everything
To make them feel really special on their birthday
But I never get something in return
I know I must not wish something in return
But may I have at least just a little thing?

iii.
Do I go too far
Am I too egoistic?
Im just tired to accept the ordinary
I just wanted to feel special too

But people never understand
So I must understand them

iv.
No surprise in my day
Always late to celebrate it
No one ever make a special effort to
Make my day

Thank you everyone :))
My birthday is something that you can just skip

Not Enough Versiku

December4

Aku selalu merasa tidak cukup.untuk dunia ini
Aku merasa lemah, rapuh, dan tidak berdaya
Kadang apa yang aku ingin lakukan
Sangat bertolak belakang dengan apa yang akhirnya aku lakukan
Alhasil,
Semuanya jadi berantakan

Aku tidak ingin orang lain kecewa padaku
Tapi tanpa sadar aku mengecewakan mereka
Aku tidak ingin melihat mereka terluka
Tapi akhirnya aku melukai mereka
Aku benci mereka bersedih
Tapi akulah alasan mereka bersedih

Maka dari itu,
Aku tidak pernah merasa cukup untuk segalanya
Aku selalu berbuat hal bodoh sepertinya
Dan khususnya, aku selalu mengecewakan

Gadis Kecil yang Lupa Berekspresi

November20

Dia adalah seorang gadis kecil
Yang bahkan tidak tahu caranya menangis
Ketika anak seusianya menunjukkan berbagai macam ekspresi,
Yang ia lakukan hanyalah diam

Konon katanya,
“Anak baik gak boleh menangis”
Dan ia sangat terkagum dengan ungkapan itu
Hingga lupa caranya menangis

Sampai suatu ketika,
Ia merasa dirinya tidak terlalu normal
Ia merasa dirinya sulit untuk dikenali
Tak ada satupun yang dapat memahami perasaannya
Karna…
Yang ia tunjukkan selalu sama
Ekspresi datar, yang sangat sulit untuk dibaca

Hingga akhirnya, ia merasa iri
Ia iri dengan mereka yang dapat menunjukkan kegembiraan hatinya—
Dengan senyum yang berlimpah

Ia iri dengan mereka yang dapat menangis
Dan tak pernah merasa malu
Ketika air matanya berjatuhan

Ia mungkin menjadi anak yang mengingini
Sifat marah terang-terangan orang lain
Karena selama ini,
Yang hanya ia lakukan adalah memendam perasaan marah dan kecewanya

Singkat kata,
Ia menyesali semuanya
Tawa yang tak merekah sepenuhnya
Sehingga tak ada yang tahu ia sedang berbahagia
Air mata yang tak pernah mengalir bebas,
Sehingga ia tak mendapat penghiburan
Dan amarah yang tak dapat ditunjukkan,
Sehingga orang-orang berlaku seenaknya terhadap dia

Andaikan,
Ia berani sedikit saja untuk berekspresi
Akankah dunia ini lebih terbuka untuknya?

Perjalanan Pulang

November18

Perjalanan pulang adalah perjalanan terpanjang dalam hidup
Tempat pikiran-pikiran berkelana mencari jalan pulang
Ribut bersenandung siapa yang perlu dikumandangkan duluan
Menerawang kegiatan sesudah pulang
Atau merenungi perasaan-perasaan yang tak kunjung hilang

Menatap senja
Ditengah keramaian
Mendongak lega sambil memandang pohon-pohon rindang
Berharap langkah kaki selalu gontai
Berirama santai
Walau hati mungkin tak seirama
Membawa beban,
Entah darimana

Perjalanan pulang
Seperti refleksi diri
Di atas kubangan air yang bergeremicik
Entah basah dan kotor yang terciprat
Atau suasana damai mendengarkan cipratan-cipratan air

« Older EntriesNewer Entries »