Kepingan Biskuit

Just the darkest mind of biscuit

J.O.K.E.R

October13

Mngkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

 

Yang berpura-pura untuk tetap kuat

Walau tau kenyataan hidup menghantam kita berkali-kali

 

Mungkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

Yang tetap memaksa untuk tersenyum

Walaupun sangat ingin menangis

 

Mungkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

Tetap sabar walaupun dilukai berkali-kali

 

Mungkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

Yang berharap mimpinya dihargai,

Alih-alih ditertawai

 

Mungkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

Yang berharap dicintai

 

Dan

Mungkin sebagian dari diri kita adalah

J.O.K.E.R

Yang mungkin saja bisa melukai

Karena terlanjur berulang-ulang disakiti

 

posted under Puisi | No Comments »

Hug!

October11

Once upon a time,
I only an ordinary girl who feels awkward whenever I hug people
I love to hug but I can’t hug
It’s so hard for me to hug people
My big finger can prove it

Then my best friend comes
She loves to hug people
She likes to give me a hug
And she told me the differentiation between light hug and special hug

She…usually give a light hug for people that dont really close for her
But for her special one,
She gives a long and tight hug

She taught me how to give a hug
So I encourage myself to give a hug
She always give me a tight hug
And I do the same

But now,
All I can do only..

Hug my bolster tightly
Pretending that it is her

posted under Puisi | No Comments »

Broken Pieces.

September23

Broken heart

Broken pieces

I don’t talk about a man that succesfully break my heart

I talk about my condition

 

How I start my day today?

I started with the broken pieces of me

I started with a fully emotion that burn in my heart

I don’t give my smile to anyone

I just simply show who I am

Don’t have any desire to open conversation first

Or give a damn with other’s story

 

I lived unlived myself today

My emotion had gone

I am emotionless

 

In the afternoon, I hurt my leg

But I think my feeling getting more hurt instead of my leg

 

I know my feeling incomplete

There is something that I miss on my screen

The notification instead of the chat that left without a reply

Read the rest of this entry »

posted under Puisi | No Comments »

Kepingan Biskuit– The Dark Side of Me

September22

Aku tahu kau tidak akan suka dengan versi diriku

Aku tahu kau tidak akan suka mengetahui sisi tergelapku

Dan aku tahu seharusnya aku tetap berpegang pada pendirianku—

Tidak mengizinkan siapapun untuk mendekatiku

Mencari-cari apa yang kusembunyikan setengah mati

 

Aku tahu,

Tidak seharusnya aku membiarkanmu

Menerobos segala tembok yang sudah kubangun tinggi-tinggi

Aku tahu,

Harusnya aku memperingatkanmu—

Berkata tegas agar kau jangan memasukinya

 

Tapi,

Aku malah membiarkanmu

Aku pikir—

Kamu sudah sangat kuanggap berarti

Aku pikir—

Palang peringatan itu sudah tidak perlu kutegaskan

Karena kedekatan kita yang tidak terukur

Read the rest of this entry »

posted under Puisi | No Comments »

Untuk dirimu.

September22

Bukan hanya kamu kok yang menyuruhku untuk memberi perhatian

 

Orang-orang disekitarku juga menyuruhku demikian

 

Orang tuaku tanpa mengatakannya secara gamblang,

Menyuruhku memberi perhatian pada cerita-cerita mereka

Sekaligus menyuruhku memberi perhatian kepada tetangga-tetanggaku

Walau mereka tahu aku tidak suka berbasa-basi menyapa mereka

 

Teman-temanku juga menyuruhku untuk perhatian

Perhatian terhadap cerita-cerita mereka

Perhatian terhadap apa yang disukai mereka

 

Bahkan, orang yang tidak kukenalpun menyuruhku demikian

Misalnya, kondektur bus yang menyuruhku berdiri

Memberikan perhatian kepada orang lebih yang membutuhkan kursi dalam perjalanan singkat yang kujalani setiap hari

 

Karena bukan cuma kamu,

Rasanya menjadi teramat sulit

Waktuku tersedot begitu banyak

Tenagaku pun juga

 

Kamu juga tahu aku ini cuma manusia kaku

Yang sebenarnya tidak terlalu suka memberi perhatian

Sejujurnya dalam versi diriku,

Memberi perhatian sama saja seperti lari

Aku cukup terengah-engah untuk melakukannya

 

Makanya

Aku berusaha untuk mengecilkan lingkaran atensi perhatianku

Aku ingin fokus pada orang-orang terdekatku saja

Bahkan untuk orang-orang baru,

Aku hanya ingin memasang muka yang mengatakan “Jangan dekati aku, kalau kamu terlalu dekat—kamu akan mengharapkan perhatian dariku”

Dan aku dapat kehabisan waktu dan tenaga

Untuk memberi perhatian pada orang-orang yang amat kusayangi

 

Aku hanya ingin mengatakan,

Sesungguhnya aku tidak mau kamu merasa kurang perhatian

Aku hanya manusia biasa—

yang kadang merasa kehabisan waktu untuk memberikan perhatian

Bahkan hanya untuk diriku sendiri

 

 

 

 

posted under Puisi | No Comments »

Peduli, Selamat Tinggal.

September11

Gue pamit.
Untuk hal-hal yang berbau kepedulian

Gue rasa,
Seharusnya gue membatasi diri untuk berubah
Gue rasa,
Seharusnya gue gak terpengaruh dengan ajaran kebaikan
Termasuk hati yang mau mencairkan kebekuan hati gue

Selama ini,
Tidak peduli—membuat gue lebih bahagia
Mungkin, gue lebih enjoy dengan tidak menjadi peduli
Karna gue gaperlu memikirkan semuanya
Gak perlu merasakan semuanya
Hingga emosi gue tercampur aduk dengan emosi manusia lainnya

Gue cukup jadi seperti robot.
Tak punya perasaan, hanya logika
Dengan begitu, hati gue tak perlu merasa tersakiti
Dan gue tidak perlu terlalu berlebihan untuk semuanya

Read the rest of this entry »

posted under Puisi | No Comments »

Iceberg Syndrom

September11

Apa yang kau pikirkan tentang semesta ini?

Apakah kau berpikir sampai diluar batas nalar?

Atau kau hanya mempercayai apa yang mungkin ditawarkan dunia sebagai porsi untukmu?

 

Pada satu titik,

Aku merasa bahwa…

Ada satu hal yang pasti dipegang teguh oleh setiap orang

Yaitu apa yang dapat dilihat oleh matanya

Dan kemudian mereka berpikir,

Bahwa mereka telah melihat seluruh dunia

Padahal,

Mereka hanya disodorkan permukaannya saja

 

Dan kupikir,

Semua manusia pasti memiliki sindrom ini

Sebut saja sindrom gunung es

 

Sindrom ini bersifat manipulatif

Memaksa otak hanya mempercayai apa yang dapat dibuktikan atau dilihat

Tetapi sebenarnya,

Ada banyak hal diluar sana—

Tak dapat cukup kau mengerti

Hanya karena kau melihatnya

Dan itulah sebuah sisi yang tenggelam

dari sebuah gunung es

Read the rest of this entry »

posted under Puisi | No Comments »

September1

Sekarang aku paham

Yang paling pengertian dihari-hari gelapmu

Hanyalah beberapa bantal yang tetap setia menemanimu

Dikala malam, ketika kau ingin menangis sejadi-jadinya

Dan hanya ingin sendirian dengan pikiranmu terdalam

Dia ada disana

 

Tak pernah marah memberontak

Walaupun kau curahkan amarahmu padanya

Dan yang selalu ada untuk kau peluk

Disaat orang lain menghindarimu

Dan tak perlu ada butir-butir air mata yang disembunyikan

Karna semuanya bebas mengalir begitu saja

Dan dia tak akan mencemoohmu

Atau menyalahkanmu ketika kau terlalu cengeng hari ini

 

Dia disana

Diam menunggumu

Dan mengerti dalam diam

 

posted under Puisi | No Comments »

September1

No one can understand you more than yourself.
Whenever you try to express it so clearly
Still there is a cloud that hide a little part from what do you feel
That people can’t reach the meaning of
your hidden words, hidden feeling, hidden desire

You say you really hurt
But the wounds still yours, not them
They only can help about the cure
But to heal about yourself,—it still be your part
No one can take over that part from you

And inside your heart
You always think what you want to think
What you feel
And you always think about your right side
Try to avoid others feeling
To save yourself first

Because sometimes we are tired to be a defeated person
And try to win our ego
And it is natural,
the real about “human nature”

You are you.
The only person that have a control for yourself
And one more time,—
The only one that understand you are…
Yourself

posted under Puisi | No Comments »

Call 12.24

August20

Dua panggilan tidak terjawab,

Diiringi rasa gelisah dalam tiap deringnya

Antara ingin dan takut,—

Bercampur menjadi satu

 

Sederhana.

Yang diteleponnya bukanlah orang besar

Bukan pula orang yang menakutkan

Hanya saja,

Dia adalah orang yang berarti untuknya

Tapi sayangnya,

Dua malam lalu ia menyakitinya

 

Ada terbesit keinginan yang begitu dalam yang timbul dari hatinya

Tapi sayangnya, rasa takut juga mengalir dalam darahnya

 

Ingin memperbaiki segalanya dengan satu panggilan telepon

Tetapi kalau yang diseberang sana mengangkat,

Apa yang harus dijadikan kalimat pembuka?

 

Memang benar,

Menelpon sedari dulu terasa sulit

Dan lebih sulit lagi,

Ketika harus menelpon,

Untuk menyelesaikan masalah

posted under Puisi | No Comments »
« Older Entries